Niat hati ingin rutin menulis minimal sekali sebulan di blog. Apa daya ku? Realita berkata lain, bulan Maret lalu aku hanya menulis sedikit dan berakhir di draft.
Sebagai wujud penyesalan atas niat dan rencana menulis yang terbengkalai. Aku pun mencoba mulai menulis. Kalau ibarat hutang harus di bayar gitu. Hehe..
Beberapa waktu lalu, aku mengusulkan ide liputan kepada editorku. Ide liputan ini ku dapat dari WhatsApp stories milik teman SMA-ku yang biasa ku panggil 'Mbak Ana'. Dalam unggahannya, Mbak Ana mengunggah video yang berisi sketsa kerumunan orang seolah menyerbu benteng besar. Tak lupa Mbak Ana menuliskan sedikit keterangan dengan syuting film.
Rasa penasaranku membesar. Aku mencoba chat dengan Mbak Ana. Dari situlah, saya mengenal Studio Sanggar Alam Gamplong. Mungkin bagi warga sekitar Dusun Gamplong, Sleman, Yogyakarta sudah nggak asing lagi dengan sebutan itu. Beda halnya dengan orang awam macam aku. Baiklah, mari kita simak bareng-bareng.
Studio Sanggar Alam Gamplong merupakan studio alam yang digunakan oleh sutradara Hanung Bramantyo dalam membuat film kolosal Sultan Agung. Bekerja sama dengan Mooryati Soedibyo Cinema, Tim Hanung mencoba mencari lokasi yang pas untuk keperluan syuting setting tahun 1800-an.
Mencari dan meriset lokasi-lokasi yang pas. Akhirnya jatuh hati pada Desa Wisata Gamplong. Tim Mooryati Soedibyo Cinematic mencoba membangun studio alam semi permanen di Gamplong. Banyak yang menyebut studio alam ini sebagai mini Hollywood karena digunakan sebagai lokasi syuting yang mirip dengan Hollywood.
Bangunan berupa Benteng, kampung Mataram, dan bangunan ala 1800-an berdiri kokoh di Tanah kas desa. Tak jarang saat tak digunakan keperluan syuting, banyak orang datang ke Gamplong untuk main atau sekadar melihat lokasi. Tak sedikit pula yang mengabadikan foto dengan latar bangunan ala tahun 1800.
Rencana ke depan, lepas syuting film Sultan Agung, mini Hollywood ini akan dijadikan lokasi wisata. Tim Mooryati Soedibyo yang membangun studio alam ini akan menghibahkan untuk pemerintah desa dan kabupaten sebagai lokasi wisata.
Kamu bisa baca selengkapnya di sini.
Sebagai wujud penyesalan atas niat dan rencana menulis yang terbengkalai. Aku pun mencoba mulai menulis. Kalau ibarat hutang harus di bayar gitu. Hehe..
Beberapa waktu lalu, aku mengusulkan ide liputan kepada editorku. Ide liputan ini ku dapat dari WhatsApp stories milik teman SMA-ku yang biasa ku panggil 'Mbak Ana'. Dalam unggahannya, Mbak Ana mengunggah video yang berisi sketsa kerumunan orang seolah menyerbu benteng besar. Tak lupa Mbak Ana menuliskan sedikit keterangan dengan syuting film.
Rasa penasaranku membesar. Aku mencoba chat dengan Mbak Ana. Dari situlah, saya mengenal Studio Sanggar Alam Gamplong. Mungkin bagi warga sekitar Dusun Gamplong, Sleman, Yogyakarta sudah nggak asing lagi dengan sebutan itu. Beda halnya dengan orang awam macam aku. Baiklah, mari kita simak bareng-bareng.
Studio Sanggar Alam Gamplong merupakan studio alam yang digunakan oleh sutradara Hanung Bramantyo dalam membuat film kolosal Sultan Agung. Bekerja sama dengan Mooryati Soedibyo Cinema, Tim Hanung mencoba mencari lokasi yang pas untuk keperluan syuting setting tahun 1800-an.
Mencari dan meriset lokasi-lokasi yang pas. Akhirnya jatuh hati pada Desa Wisata Gamplong. Tim Mooryati Soedibyo Cinematic mencoba membangun studio alam semi permanen di Gamplong. Banyak yang menyebut studio alam ini sebagai mini Hollywood karena digunakan sebagai lokasi syuting yang mirip dengan Hollywood.
Bangunan berupa Benteng, kampung Mataram, dan bangunan ala 1800-an berdiri kokoh di Tanah kas desa. Tak jarang saat tak digunakan keperluan syuting, banyak orang datang ke Gamplong untuk main atau sekadar melihat lokasi. Tak sedikit pula yang mengabadikan foto dengan latar bangunan ala tahun 1800.
Rencana ke depan, lepas syuting film Sultan Agung, mini Hollywood ini akan dijadikan lokasi wisata. Tim Mooryati Soedibyo yang membangun studio alam ini akan menghibahkan untuk pemerintah desa dan kabupaten sebagai lokasi wisata.
Kamu bisa baca selengkapnya di sini.