Ini tulisan kedua tentang mama.
Sebelumnya pernah aku tulis di tumblr yang ku tambahkan di blog.
Belum lepas dari ingatan, memori masa kecil yang selalu membekas.
Hari demi hari ku lewati seperti anak kecil lainnya. Sekolah dan bermain sebagaimana anak sepantaranku. Bedanya, aku lebih dekat dengan nenek dan kakek karena mereka adalah orangtuaku--yang mengantikan peran sementara saat mama-papa bekerja.
Bangun pagi selalu dengan omelan mama dan kejahilan papa agar anak-anaknya beranjak dari tempat tidur. Bagaimana tidak mama marah-marah? Mama harus mengantar ketiga buah hatinya sekolah dengan jarak tempuh yang lumayan jauh. Maklumlah jarak rumah dengan sekolah terbilang jauh. Tak ayal, mama sering ngebut di jalanan demi anaknya masuk tepat waktu.
Satu motor berisi empat orang, mama sebagai pemegang kemudi. Aku dan kakak duduk di jok belakang sementara adikku masuk dalam jaket tebal mamaku. Entah kekuatan apa yang membuat mama bisa sekuat itu? Usai mengantarkan anak sekolah, mama melanjutkan kerja kantorannya.
Kesibukan mama membuatku salut. Bagaimana tidak? Bangun pagi, masak, siapin baju orang rumah, nyuci, mengantar anak sekolah. Pantas mama sering mengomel jika aku bandel tak menuruti ucapannya. Maafkan aku mah :(
Sekarang usia mama tak lagi muda. Sudah jadi nenek atau oma dengan satu cucu. Selalu sayang dengan anak-anaknya meski beberapa kali dibuat menangis. Sekarang memang jarang bertemu karena terpisah rumah. Sering kali aku mengirim pesan padanya, rindu masakan nasi goreng buatan mama.
Dariku yang belum keturutan mencicipi nasi goreng buatanmu, ma.
Sebelumnya pernah aku tulis di tumblr yang ku tambahkan di blog.
Belum lepas dari ingatan, memori masa kecil yang selalu membekas.
Hari demi hari ku lewati seperti anak kecil lainnya. Sekolah dan bermain sebagaimana anak sepantaranku. Bedanya, aku lebih dekat dengan nenek dan kakek karena mereka adalah orangtuaku--yang mengantikan peran sementara saat mama-papa bekerja.
Bangun pagi selalu dengan omelan mama dan kejahilan papa agar anak-anaknya beranjak dari tempat tidur. Bagaimana tidak mama marah-marah? Mama harus mengantar ketiga buah hatinya sekolah dengan jarak tempuh yang lumayan jauh. Maklumlah jarak rumah dengan sekolah terbilang jauh. Tak ayal, mama sering ngebut di jalanan demi anaknya masuk tepat waktu.
Satu motor berisi empat orang, mama sebagai pemegang kemudi. Aku dan kakak duduk di jok belakang sementara adikku masuk dalam jaket tebal mamaku. Entah kekuatan apa yang membuat mama bisa sekuat itu? Usai mengantarkan anak sekolah, mama melanjutkan kerja kantorannya.
Kesibukan mama membuatku salut. Bagaimana tidak? Bangun pagi, masak, siapin baju orang rumah, nyuci, mengantar anak sekolah. Pantas mama sering mengomel jika aku bandel tak menuruti ucapannya. Maafkan aku mah :(
Sekarang usia mama tak lagi muda. Sudah jadi nenek atau oma dengan satu cucu. Selalu sayang dengan anak-anaknya meski beberapa kali dibuat menangis. Sekarang memang jarang bertemu karena terpisah rumah. Sering kali aku mengirim pesan padanya, rindu masakan nasi goreng buatan mama.
Dariku yang belum keturutan mencicipi nasi goreng buatanmu, ma.