Kembali merangkai harapan lewat target dan resolusi di awal tahun 2018. Tahu-tahu, sudah hampir menuju akhir tahun. Bulan Desember datang juga.
Apa kabar resolusi dan target 2018?
Harus diakui, tahun 2018 tidaklah mudah. Tapi bukan berarti sulit.
Aku kembali menulis resolusi dan target baru di tahun 2018. Tapi siapa sangka, dari awal aku sudah mendapat kerikil-kerikil manja. 'Unfinished bussiness' jadi pembuka tahun 2018. Namun jangan salah, aku menganggap kejadian tersebut jadi pelajaran hidup.
Bicara soal pelajaran hidup, puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tahun 2018 terlewati dengan stabil cenderung manusiawi. Mengapa? Karena aku manusia yang dianugerahi emosi yang beragam. Sepanjang tahun, aku melewati momen haru, sedih, hingga bahagia tak terkira.
Awal tahun, salah satu resolusiku adalah rajin menulis di blog. Minimal satu tulisan harus ada di blogspot. Tahukah kamu? Keinginan tersebut KPI-nya 83 persen. KPI-banget nih ya. Al-ham-du-lillah~
Coba lihat 'archive' blog-ku yang berisi rekapan postingan dari Januari hingga Desember. Ada satu bulan yang terlewati, yaitu Maret. Semoga tahun depan lebih rajin nulis lagi-dan tentunya yang berfaedah ya. Aamiin.
Kadang aku merasa 2018 berjalan seperti tahun sebelumnya. Tidak ada yang spesial dan cukup signifikan dari keseharian dan kehidupan. Eits tunggu dulu! Jangan cepat menyimpulkan, Vin!
Setelah direnungkan sembari me-refresh ingatan, ternyata ada banyak hal yang harus aku syukuri. Tentunya, jadi pelajaran hidup yang bisa masuk poin plus di tahun 2018.
1. Lebih melek finansial.
Aku ingat keinginanku dulu untuk menjadi orang yang mengatur rencana finansial orang. Sekarang, bukan dengan profesi tersebut tapi aku mulai menjadi pengatur finansial untuk diriku sendiri. Dimulai dari mengatur keuangan hingga punya teman diskusi yang nyambung soal keuangan.
Sejak kenal buku 'Kece Tanpa Kere' lalu akun media sosial Jouska dan QM Financial, aku semakin tertarik mendalami ilmu finansial. Aku mulai rajin menabung dengan beragam bentuk, mulai dari nabung biasa, nabung berjangka, nabung emas, hingga nabung saham.
Well, aku mengikuti kelas finansial pertama kali dengan Jouska. Dulu sekitar bulan Februari atau Maret, Jouska membuka kelas di Jogja. Tanpa pikir panjang, aku langsung daftar. Dari situ, aku mulai mengenal saham dan model investasi lainnya.
Pulang dari kelas, aku mendaftar akun RDI untuk saham. Setelah punya akun, aku nggak langsung terjun di saham. Akun RDI milikku hanya sekadar punya aja hingga dibiarkan dalam beberapa bulan.
Sampai akhirnya, aku kembali mengotak-atik kepemilikan RDI karena pemerintah mengeluarkan SBR004. Semacam surat berharga yang dikeluarkan oleh negara. Produk tersebut kerap jadi portfolio investasi orang-orang. Mulailah kepo-kepo sana-sini.
Untuk bisa membeli SBR004, orang harus memiliki akun atau rekening RDI. Oleh sebab itu, aku mulai mengotak-atik kartu RDI-ku. Nggak sempat beli seri tersebut, aku mulai berinvestasi dengan seri selanjutnya yakni ORI015 dan ST002.
2. Mulai main saham.
Selain belajar investasi, aku mulai belajar bermain saham. Sebelum memutuskan buat investasi, saham adalah hal yang jauh dari jangkauan. Itu apasih tabel gerak-gerak warna hijau-merah. Nggak ngerti sama sekali tentang main saham.
Orang bilang nabung saham beda dengan trading atau forex atau penyebutan lainnya. Awalnya dengar cerita buruk tentang saham yang justru bikin rugi. Tapi akhirnya tertarik main saham karena teman-teman kuliah udah beli saham. Ketinggalan banget yaaa, dipikirku kala itu.
Dari mulai tanya-tanya ke teman akhirnya memantapkan diri untuk ikut kelas 'Yuk Nabung Saham' di IDX Yogyakarta. Dari situ mulai ngerti bagaimana skema beli dan kerja saham. Makin penasaran dengan saham, aku mulai beli buku, follow akun tentang saham, sampai download aplikasinya.
Modal Rp 100.000, aku baru berani membeli saham pada bulan Desember, lho. Setelah menyerap ilmu sedikit demi sedikit, akhirnya beli di tanggal 11 Desember 2018. *Semua orang wajib tahu, aku beli di tanggal segitu*
Saham yang aku beli pertama kali adalah Bank Permata. Alasannya, murah. Aku beli dua lot sekaligus. Wqwq. Lot sendiri satuan untuk membeli saham. Satu lot berisi 100 lembar saham. Kebayang dong, akika pemilik perusahaan yang sahamnya ku beli :)
3. Mengenal emas batangan.
Tahun ini jadi pelajaran baru di dunia perhiasan. Aku baru tahu emas batangan seberat lima gram tidaklah sebesar yang dibayangkan. Jangan kalian harap, emas lima gram mirip emas di tipi-tipi atau baliho. Emas seberat lima gram sangatlah tipis dan kecil. Kaget pas tahu emas ternyata sekecil itu. *Lihat pas di toko emas.
Tahun 2018, aku mulai masuk ke dunia emas karena hasutan mama. Nggak cuma itu sih, aku juga penasaran dengan dunia emas. Pasalnya, aku punya teman yang merekomendasikan emas untuk bekal masa depan.
"Pacarku kalau punya uang lebih kadang aku sarankan buat beli emas. Apalagi dia cewek," pendapat temanku.
Karena penasaran, aku ikut mengantar mamaku ke toko emas--buat nanya dan lihat emas kek mana.
4. Paham dunia perkambingan.
Tahun ini jadi tahun pertama mengenal dunia kambing. Harga dan berat ideal kambing pun mulai dipahami. Apalagi kemarin Idul Adha banyak bersliweran leaflet penjualan kambing dan sapi untuk hewan kurban.
5. Masang tabung gas tanpa berbau.
Sebuah life achievement, akhirnya aku berani dan bisa memasang tabung gas untuk kompor rumah. Tentu keberhasilan ini didukung oleh rasa kepepet yakni saat papa sedang sakit dan hanya aku seorang di rumah.
Pengalaman makin berkesan adalah aku kesulitan cari tabung gas di malam hari. Udah keliling mencari, menghampiri toko kelontong satu ke toko lain di malam hari. Akhirnya tak menemukan.
6. Belajar dunia skincare dan makeup.
Ini adalah sebuah pencitraan diri. Makin ke sini, aku semakin tertarik dengan dunia kecantikan. Setelah bodo amat sama kulit menahun, akhirnya sadar kalau masalah kulit tak akan hilang dengan basuhan air biasa. Aku mulai kenal sunscreen, toner, 10 step Korean skincare, mosturizer, dan lain-lain. TELAT? BIARIN!
7. Rajin baca buku.
Sejak awal tahun 2018, aku menargetkan membaca 25 buku. Alhasil aku hanya berhasil membaca sekitar 15-an buku. Tapi beli bukunya lebih dari 15 buah. Tentu, aku lebih suka beli buku daripada baca. Apalagi diskon dan potongan gede-gede-an.
8. Mengenal podcast.
Sejak langganan spotify, aktivitasku lebih menyenangkan karena ditemani lagu-lagu. Ternyata spotify punya fitur menarik bernama podcast. Wow, aku ke mana saja baru tahu podcast. Sejak menemukan podcast, aku hobi banget share ke teman-teman. Meracuni satu persatu podcast seru. Sampai-sampai aku bikin highlight podcast rekomendasi di Instagram.
9. Liburan dalam negeri dan luar negeri.
Pelajaran hidup baru yang dialami tahun 2018 adalah bisa liburan ke luar negeri. Nggak menyangka bakalan secepat itu bisa ke luar negeri. Angan-angan ke luar negeri dan nge-cap passport akhirnya diijabah oleh Tuhan.
Nggak cuma luar negeri, beberapa kota jadi destinasi wisata dalam tahun 2018. Nikahan ke Purworejo, outing ke Magelang, liburan ke kota sekitar Yogyakarta, liburan ke Bandung, mampir ke Jakarta naik kereta. Akhirnya, naik pesawat dan kereta juga tahun ini.
10. Belajar dunia digital dan parenting.
Mungkin ini bisa jadi pertimbangan mas-mas di luar sana. Aku sangat tertarik dengan dunia parenting dan psikologi. Aku senang mengobrol soal dunia digital dan parenting. Entah saat ini cuma senang dengan ilmu-ilmu mengasuh anak. Padahal belum punya anak~ ya gimana, aku senang belajarnya...
11. Kesehatan.
Aku tak tahu beberapa bulan merasa senang berkeringat. Aku rajin olahraga, download video senam atau workout sampai beli matras yoga. Selain itu, aku mengurangi makan mie instan dengan tekad sebulan sekali~ Eng ing eng, hanya saja beberapa bulan dalam setahun aku cheating.
12. Mengolah stres.
Tolong diingat, aku beberapa kali merasa sedih karena harapan tak sesuai dengan kenyataan. Tapi beberapa kali dibuat bahagia dengan kehadiran sosok yang ternyata bisa jadi moodbooster sepanjang tahun 2018.
Tahun 2018, Spotify merekam lagu galau, sedih, hingga mendayu bernada relaksasi. Mungkin kamu sedang butuh lagu penenang, aku buatkan playlistnya untuk kalian semua.
13. Pelajaran hidup untuk selalu jadi orang baik.
Kelahiran dan kematian mengiringi tahun 2018. Perceraian hingga pernikahan ikut terangkai melengkapi perjalanan hidup di tahun 2018. Jodoh, rezeki, maut, semua adalah kuasa Sang Pencipta. Lantas mengapa masih suka berbuat onar dan bertindak seenaknya. Cuma amal baik yang bakal mengantar kita pada tempat baik. Oleh sebab itu, buat apa berbuat jahat kalau baik saja bisa berguna untuk orang lain. Kenapa harus nyusahin orang kalau bisa bantu orang hehe...
Ternyata banyak hal yang bisa dipelajari dan disyukuri di tahun 2018. Beberapa hampir sampai pada tanda ceklist untuk resolusi 2018. Namun akhirnya, tanda tersebut harus disimpan dulu. Beberapa bagian belum lengkap dan mantap untuk dicentang. Mari coba lagi tahun depan.
Tak lupa menambah resolusi dan target baru. Semoga-semoga-semoga resolusi tahun 2018 bisa terwujud lebih gemilang di tahun depan. Aamiin
Apa kabar resolusi dan target 2018?
Harus diakui, tahun 2018 tidaklah mudah. Tapi bukan berarti sulit.
Aku kembali menulis resolusi dan target baru di tahun 2018. Tapi siapa sangka, dari awal aku sudah mendapat kerikil-kerikil manja. 'Unfinished bussiness' jadi pembuka tahun 2018. Namun jangan salah, aku menganggap kejadian tersebut jadi pelajaran hidup.
Bicara soal pelajaran hidup, puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tahun 2018 terlewati dengan stabil cenderung manusiawi. Mengapa? Karena aku manusia yang dianugerahi emosi yang beragam. Sepanjang tahun, aku melewati momen haru, sedih, hingga bahagia tak terkira.
Awal tahun, salah satu resolusiku adalah rajin menulis di blog. Minimal satu tulisan harus ada di blogspot. Tahukah kamu? Keinginan tersebut KPI-nya 83 persen. KPI-banget nih ya. Al-ham-du-lillah~
Coba lihat 'archive' blog-ku yang berisi rekapan postingan dari Januari hingga Desember. Ada satu bulan yang terlewati, yaitu Maret. Semoga tahun depan lebih rajin nulis lagi-dan tentunya yang berfaedah ya. Aamiin.
Kadang aku merasa 2018 berjalan seperti tahun sebelumnya. Tidak ada yang spesial dan cukup signifikan dari keseharian dan kehidupan. Eits tunggu dulu! Jangan cepat menyimpulkan, Vin!
Setelah direnungkan sembari me-refresh ingatan, ternyata ada banyak hal yang harus aku syukuri. Tentunya, jadi pelajaran hidup yang bisa masuk poin plus di tahun 2018.
1. Lebih melek finansial.
Aku ingat keinginanku dulu untuk menjadi orang yang mengatur rencana finansial orang. Sekarang, bukan dengan profesi tersebut tapi aku mulai menjadi pengatur finansial untuk diriku sendiri. Dimulai dari mengatur keuangan hingga punya teman diskusi yang nyambung soal keuangan.
Sejak kenal buku 'Kece Tanpa Kere' lalu akun media sosial Jouska dan QM Financial, aku semakin tertarik mendalami ilmu finansial. Aku mulai rajin menabung dengan beragam bentuk, mulai dari nabung biasa, nabung berjangka, nabung emas, hingga nabung saham.
Well, aku mengikuti kelas finansial pertama kali dengan Jouska. Dulu sekitar bulan Februari atau Maret, Jouska membuka kelas di Jogja. Tanpa pikir panjang, aku langsung daftar. Dari situ, aku mulai mengenal saham dan model investasi lainnya.
Pulang dari kelas, aku mendaftar akun RDI untuk saham. Setelah punya akun, aku nggak langsung terjun di saham. Akun RDI milikku hanya sekadar punya aja hingga dibiarkan dalam beberapa bulan.
Sampai akhirnya, aku kembali mengotak-atik kepemilikan RDI karena pemerintah mengeluarkan SBR004. Semacam surat berharga yang dikeluarkan oleh negara. Produk tersebut kerap jadi portfolio investasi orang-orang. Mulailah kepo-kepo sana-sini.
Untuk bisa membeli SBR004, orang harus memiliki akun atau rekening RDI. Oleh sebab itu, aku mulai mengotak-atik kartu RDI-ku. Nggak sempat beli seri tersebut, aku mulai berinvestasi dengan seri selanjutnya yakni ORI015 dan ST002.
2. Mulai main saham.
Selain belajar investasi, aku mulai belajar bermain saham. Sebelum memutuskan buat investasi, saham adalah hal yang jauh dari jangkauan. Itu apasih tabel gerak-gerak warna hijau-merah. Nggak ngerti sama sekali tentang main saham.
Orang bilang nabung saham beda dengan trading atau forex atau penyebutan lainnya. Awalnya dengar cerita buruk tentang saham yang justru bikin rugi. Tapi akhirnya tertarik main saham karena teman-teman kuliah udah beli saham. Ketinggalan banget yaaa, dipikirku kala itu.
Dari mulai tanya-tanya ke teman akhirnya memantapkan diri untuk ikut kelas 'Yuk Nabung Saham' di IDX Yogyakarta. Dari situ mulai ngerti bagaimana skema beli dan kerja saham. Makin penasaran dengan saham, aku mulai beli buku, follow akun tentang saham, sampai download aplikasinya.
Modal Rp 100.000, aku baru berani membeli saham pada bulan Desember, lho. Setelah menyerap ilmu sedikit demi sedikit, akhirnya beli di tanggal 11 Desember 2018. *Semua orang wajib tahu, aku beli di tanggal segitu*
Saham yang aku beli pertama kali adalah Bank Permata. Alasannya, murah. Aku beli dua lot sekaligus. Wqwq. Lot sendiri satuan untuk membeli saham. Satu lot berisi 100 lembar saham. Kebayang dong, akika pemilik perusahaan yang sahamnya ku beli :)
3. Mengenal emas batangan.
Tahun ini jadi pelajaran baru di dunia perhiasan. Aku baru tahu emas batangan seberat lima gram tidaklah sebesar yang dibayangkan. Jangan kalian harap, emas lima gram mirip emas di tipi-tipi atau baliho. Emas seberat lima gram sangatlah tipis dan kecil. Kaget pas tahu emas ternyata sekecil itu. *Lihat pas di toko emas.
Tahun 2018, aku mulai masuk ke dunia emas karena hasutan mama. Nggak cuma itu sih, aku juga penasaran dengan dunia emas. Pasalnya, aku punya teman yang merekomendasikan emas untuk bekal masa depan.
"Pacarku kalau punya uang lebih kadang aku sarankan buat beli emas. Apalagi dia cewek," pendapat temanku.
Karena penasaran, aku ikut mengantar mamaku ke toko emas--buat nanya dan lihat emas kek mana.
4. Paham dunia perkambingan.
Tahun ini jadi tahun pertama mengenal dunia kambing. Harga dan berat ideal kambing pun mulai dipahami. Apalagi kemarin Idul Adha banyak bersliweran leaflet penjualan kambing dan sapi untuk hewan kurban.
5. Masang tabung gas tanpa berbau.
Sebuah life achievement, akhirnya aku berani dan bisa memasang tabung gas untuk kompor rumah. Tentu keberhasilan ini didukung oleh rasa kepepet yakni saat papa sedang sakit dan hanya aku seorang di rumah.
Pengalaman makin berkesan adalah aku kesulitan cari tabung gas di malam hari. Udah keliling mencari, menghampiri toko kelontong satu ke toko lain di malam hari. Akhirnya tak menemukan.
6. Belajar dunia skincare dan makeup.
Ini adalah sebuah pencitraan diri. Makin ke sini, aku semakin tertarik dengan dunia kecantikan. Setelah bodo amat sama kulit menahun, akhirnya sadar kalau masalah kulit tak akan hilang dengan basuhan air biasa. Aku mulai kenal sunscreen, toner, 10 step Korean skincare, mosturizer, dan lain-lain. TELAT? BIARIN!
7. Rajin baca buku.
Sejak awal tahun 2018, aku menargetkan membaca 25 buku. Alhasil aku hanya berhasil membaca sekitar 15-an buku. Tapi beli bukunya lebih dari 15 buah. Tentu, aku lebih suka beli buku daripada baca. Apalagi diskon dan potongan gede-gede-an.
8. Mengenal podcast.
Sejak langganan spotify, aktivitasku lebih menyenangkan karena ditemani lagu-lagu. Ternyata spotify punya fitur menarik bernama podcast. Wow, aku ke mana saja baru tahu podcast. Sejak menemukan podcast, aku hobi banget share ke teman-teman. Meracuni satu persatu podcast seru. Sampai-sampai aku bikin highlight podcast rekomendasi di Instagram.
9. Liburan dalam negeri dan luar negeri.
Pelajaran hidup baru yang dialami tahun 2018 adalah bisa liburan ke luar negeri. Nggak menyangka bakalan secepat itu bisa ke luar negeri. Angan-angan ke luar negeri dan nge-cap passport akhirnya diijabah oleh Tuhan.
Nggak cuma luar negeri, beberapa kota jadi destinasi wisata dalam tahun 2018. Nikahan ke Purworejo, outing ke Magelang, liburan ke kota sekitar Yogyakarta, liburan ke Bandung, mampir ke Jakarta naik kereta. Akhirnya, naik pesawat dan kereta juga tahun ini.
10. Belajar dunia digital dan parenting.
Mungkin ini bisa jadi pertimbangan mas-mas di luar sana. Aku sangat tertarik dengan dunia parenting dan psikologi. Aku senang mengobrol soal dunia digital dan parenting. Entah saat ini cuma senang dengan ilmu-ilmu mengasuh anak. Padahal belum punya anak~ ya gimana, aku senang belajarnya...
11. Kesehatan.
Aku tak tahu beberapa bulan merasa senang berkeringat. Aku rajin olahraga, download video senam atau workout sampai beli matras yoga. Selain itu, aku mengurangi makan mie instan dengan tekad sebulan sekali~ Eng ing eng, hanya saja beberapa bulan dalam setahun aku cheating.
12. Mengolah stres.
Tolong diingat, aku beberapa kali merasa sedih karena harapan tak sesuai dengan kenyataan. Tapi beberapa kali dibuat bahagia dengan kehadiran sosok yang ternyata bisa jadi moodbooster sepanjang tahun 2018.
Tahun 2018, Spotify merekam lagu galau, sedih, hingga mendayu bernada relaksasi. Mungkin kamu sedang butuh lagu penenang, aku buatkan playlistnya untuk kalian semua.
13. Pelajaran hidup untuk selalu jadi orang baik.
Kelahiran dan kematian mengiringi tahun 2018. Perceraian hingga pernikahan ikut terangkai melengkapi perjalanan hidup di tahun 2018. Jodoh, rezeki, maut, semua adalah kuasa Sang Pencipta. Lantas mengapa masih suka berbuat onar dan bertindak seenaknya. Cuma amal baik yang bakal mengantar kita pada tempat baik. Oleh sebab itu, buat apa berbuat jahat kalau baik saja bisa berguna untuk orang lain. Kenapa harus nyusahin orang kalau bisa bantu orang hehe...
Ternyata banyak hal yang bisa dipelajari dan disyukuri di tahun 2018. Beberapa hampir sampai pada tanda ceklist untuk resolusi 2018. Namun akhirnya, tanda tersebut harus disimpan dulu. Beberapa bagian belum lengkap dan mantap untuk dicentang. Mari coba lagi tahun depan.
Tak lupa menambah resolusi dan target baru. Semoga-semoga-semoga resolusi tahun 2018 bisa terwujud lebih gemilang di tahun depan. Aamiin