Ini tulisan ketiga dari kumpulan Cerita Vindia di tahun 2019. Sebelumnya, kamu bisa baca tulisan lain di sini.
Kamis, 3 Januari 2019
Cuaca hari ini sangat-sangat mendukung untuk bertahan di rumah. Ditambah keram perut karena tamu bulanan yang mengharuskan tidur di kasur adalah pilihan tepat.
Sepanjang malam hingga subuh tiba. Hujan menguyur menambah kesyahduan mimpi. Sayangnya, aku bermimpi buruk. Semakin buruk saat tersadar, keram mulai terasa.
Untung ada rekan kantor yang bertukar posisi. Akhirnya, aku punya waktu tidur lebih lama sembari menunggu hujan reda.
Kerjaan hari ini cukup menarik karena membahas soal film Indonesia. Aku menulis tentang film-film yang bakal tayang di Januari 2019. Menariknya, awal tahun ini ada setidaknya belasan film Indonesia. Keren banget kan?
Bicara soal film, setahun ke belakang cukup familiar dengan bioskop di Yogyakarta. Mulai dari Cinemaxx, Empire XXI, Studio 21, sampai CGV. Sejak kerja di media, meng-update informasi showbiz sudah menjadi makanan sehari-hari.
Dulu yang nggak peduli ada film bagus atau jelek, tetep nggak minat nonton di bioskop. Setidak peduli itu dan tidak tertarik. Lama kelamaan malah jadi mantau kalau ada promo film, diskon tiket, sampai film-film produksi Indonesia. Bisa beda banget, kan?
Aku pun penasaran dengan kaleidoskop film yang ku tonton sepanjang 2018. Mikir-mikir lagi, kemarin nonton film di bioskop apa aja ya?
Belum sampai niat menghitung film, aku lihat Instagram Stories teman-teman yang mengunggah list film Indonesia atau luar negeri di tahun 2018. Langsunglah cuss screen capture dan mencoba menandai film yang ditonton.
Sepanjang 2018, aku telah menyisihkan uang untuk nonton film Indonesia sebanyak tujuh judul. Sementara film luar negeri yang ku tonton ada 10 film. Ada 17 film yang ku tonton di bioskop. Belum lagi drama, Netflix, Iflix, dan video YouTube lain. Hahaha
Dari 17 film tersebut, aku mencoba menghitung film apa saja yang ku tonton sendiri. Ternyata cuma tiga film. Karena tiga film tersebut punya genre yang temen-temen nggak suka. Akhirnya bodo amat karena penasaran, akupun nonton.
Dari belasan film tersebut, mari kita akumulasikan dalam bentuk uang. Ini impulsif aja pas nulis.
Ibarat kata sekali nonton Rp 35 ribu meskipun ku yakin itu belum sama popcorn, minum, dan nonton weekend. Tapi hitungan ini juga nggak menyertakan promo atau potongan harga.
Rp 35.000 x 17 = Rp 595.000
Kebayang dong. Nonton setahun udah habis setengah juta. Wkwkwk. Kalau diakumulasikan gede juga ya?
Jangan tanya aku. Boros atau nggak? Karena semua itu relatif. Aku lebih memilih menghabiskan uangku untuk kebahagiaanku——Daripada uang disimpan saja. Nonton itu jadi guilty pleasure buat aku. Semacam healing dari rutinitas. Jadi kalau aku merasa baik-baik saja selama aku senang.
Di sisi lain, ku ingin mencoba mengurangi nonton di bioskop karena termakan promo dan lainnya. Mencoba mengerem keinginan nonton karena iklan atau promo. Nonton film kalau emang lagi pengen banget aja, sama ada yang ngajakin, atau traktir😆
Bagaimana perjalanan cinema-mu tahun kemarin? Pernah ke bioskop sendiri? Berapa film yang kamu tonton sendirian? Mau nonton bareng? Hahaha jawab sendiri dan renungkan~