Ini tulisan keenam dari kumpulan Cerita Vindia di tahun 2019. Sebelumnya, kamu bisa baca tulisan lain di sini. 

Photo by Quin Stevenson on Unsplash

"Sehat, sehat, sehat!," batinku menyebut sugesti untuk diri.

Belakangan anak-anak kantor mulai terserang sakit. Nggak belakangan sih, tapi dari tahun kemarin. Cuaca hujan-panas-hujan-panas yang sering menjadi pemicu virus-virus nakal muncul.

Sejak Jumat (28/12), badan mulai terasa nggak enak. Bangun tidur selalu merasa tenggorokan sakit, hidung meler dengan intensitas jarang, dan kepala puyeng.

Sebelum berkutat dengan obat, aku memilih mengonsumsi minuman dan makanan lain seperti susu beruang ataupun obat menambah daya tahan tubuh. Terima kasih kepada temanku yang rela ku suruh nganterin ke Alfamart dekat kantor. Maaciiiw, Inur.

Nggak lepas di situ, susu sudah dikonsumsi tapi badan tetap nggak oke. Sementara, badan nggak bisa diajak buat males-malesan. Apalagi akhir tahun ada kerjaan yang harus selesai. Alhasil tetap menerjang hujan demi pekerjaan segera rampung.

Alhamdulillah, selesai. Badan juga masih bisa diajak kerjasama ke mana-mana. Hari Jumat pulang malam, tidur sekitar jam satu pagi. Esok hari, bangun trus sempat berenang dong! Menemani mama, adik, dan saudara bermain air. Siang hari, kondangan kemudian tiduran.

Aku mencoba melawan sakit dengan minum air mineral dan olahraga. Lagi-lagi, aku membeli susu beruang setelah merasa badan belum pulih.

Kena hujan, angin malam, tahun baru rasanya lemas sekali. Nggak doyan makan sampai jalan-jalan hangout sama teman di akhir tahun 2018. Aku pernah menceritakan hari pertama di tahun 2019. Isinya membuatmu tercengang~ Eh, enggak ding...

Hari ini, 6 Januari 2019. Kantor jadi tempat mengisi aktivitas. Weeey, jangan tanya aku kemana hari ini ya. Aku udah posting foto di WhatsApp Story (nunjukin kalau aku lagi di kantor). 

Kondisi kesehatanku semakin terasa. Intensitas pilek hampir masuk level ganggu. Pusing? Sudah pasti terasa.. Tapi, i'm fine kok! Setelah jam kantor, aku akan belanja bulanan, benerin jam, dan agenda lainnya. Aku berharap tidak hujan...

Jadi inti dari tulisan ini adalah aku sehat kok! Pilek enyahlah dari tubuhku. Kalian jaga kesehatan, ya!

Ini tulisan kelima dari kumpulan Cerita Vindia di tahun 2019. Sebelumnya, kamu bisa baca tulisan lain di sini.

foto: dokumen pribadi saat kesasar

5 Januari 2019.

Selamat malam minggu dan selamat akhir pekan.
Adakah di antara kalian yang merasa minggu ini begitu cepat?
Masuk hari Rabu, Kamis, Jumat, dan sampai juga di akhir pekan.
Sungguh cepat ya~

Ngobrolin soal akhir pekan, kamu biasanya ngapain aja?  Rutinitas yang biasa aku dihabiskan tiap Sabtu adalah...................................................
kencan❌
Malam mingguan ❌
Hangout sama teman ❌
Nyuci dan setrika baju💯 💯 💯

Ya gimana dong, libur cuma satu hari. Besok kerja lagi~

Tapi kali ini aku bukan ngomongin soal mencuci atau setrika aja. Postingan 30 hari bercerita kelima lebih menjadi perenungan.


Masih ngobrolin soal tahun baru, harapan, dan rekam jejak satu tahun ke belakang. Satu hal yang ingin difokuskan adalah kaleidoskop seputar manajemen keuangan.

Setiap hari, aku terbiasa mencatat uang keluar dan masuk. Aku punya buku kecil khusus berisi catatan uang. Udah kayak buku arisan atau rentenir gitu isinya.

foto hape gelap-gelap alhasil blitz hitz berguna

Perjalanan tiap bulan tercatat tidak rapi di buku kecil. Mengapa tidak rapi? Karena aku sekadar menulis barang dan harga yang dibeli tanpa memilah dalam kategori.

Selain mencatat uang keluar dan masuk, akhir bulan saat payday rekapan dibuat untuk memantau keuangan sebulan ke belakang. Cukup konvensional? Benar sekaliiiiiii. Aku memilih nulis sendiri daripada pakai apps. Hahaha

Pada hari Sabtu yang selo, aku membuka kembali catatan keuangan beberapa bulan terakhir. Sungguh takjub dibuatnya.

Setiap rekapan keuangan tiap bulan, aku selalu memberikan kutipan atau quote tentang kondisi keuangan bulanan.

Hahahaha kalau buka-buka lagi. Aku ingin menangissssss. Hampir tiap bulan ada kutipan yang menyebutkan, “ini kenapa bisa habis segini?”

“Sementara udah habis Rp xxxx dan tersisa Rp xxxxx. Aku kok binggung ya?”

Terselip tantangan dan quote motivasi, “yuk seminggu seratus ribu.”

Tapi paling banyak adalah kata BOROS!!!!!!!

Belum lagi pernah bulan Juni lalu, “duite turah tapi bengkak ne pengeluaran. Piye kuwi maksudte?”

Segala sambatan keuangan yang jadi quote di akhir bulan. Sekali lagi, ingin menangis rasanya..... Apakah kamu mengalami hal serupa? Mari kita perbaiki bersama! Pelan-pelan ya....

Sabtu ini aku mulai menghitung kembali pengeluaran buat evaluasi dan mencari letak kesalahan. Aku konsultasi sama teman tentang masalahku. Beruntungnya, temanku bersedia mendengarkan curhatanku dan memberikan solusi. Huhuhuhu terharuuuuuuu akutu.

Tips yang diberikan adalah....
1. Hitung lagi pemasukan dan pengeluaran.
2. Bagi pengeluaran ke beberapa post (bagian). Misalnya: zakat/sedekah, dana darurat, investasi, cicilan atau utang, pengeluaran wajib tiap bulan, sampai buat hangout atau lifestyle.
3. Well, aku ambil case bulan Desember 2018 dan mulai ku pilah-pilah.

foto sensor banget. Malu sama orang sama hasilnya......................................

Dari situ ketahuanlahhhhhhhhhhhh. Ya Tuhan~ jajan kecil-kecil tiap bulan ternyata gede banget kalau ditotalin. Ya Maliiiiih, pantes aja boros. Pfffft... memang ya aku tidak bisa menahan godaan makan. Kesalahan selanjutnya adalah aku nggak punya dana darurat yang besar. Selalu binggung sendiri kalau uang di atm udah habis akhirnya mencomot atm lain untuk memenuhi kebutuhan darurat (hmm maaf maksudnya kebutuhan jajan). Makin menyesal pas menyadari, ada uang tambahan dari sampingan habis buat jajan dan senang-senang. Duh gusti, ya pantes besar pasak daripada tiang.

Herannya, tiap udah over budget. Aku selalu masih ada uang buat dibelanjakan. Lha binggung sendiri akunya....

Di sisi lain ada hal positif yang bisa disyukuri. Aku punya portfolio dan beberapa aset (semoga cuan). Diam-diam aku memotong porsi besar buat bayar nabung. Iya nabung yang langsung dipotong gitu. Ya pantes rasanya kere hore mulu. Harap dimaklumi! Uang jajan kepotong langsung.

Lalu apa yang bisa ku lakukan selanjutnya?
1. Mulai tinggalkan atm di rumah. Biar kalau mau gesek atau jajan nggak jadi. Udah mulai dipraktikan bulan ini. Hahahaha kesel sendiri tapi yaudahlah ya.
2.    Membagi pengeluaran dalam post-post tadi di AWAL bukan di akhir.
3.    Cari tambahan uang.
4.    Jajan dikurangi :(
5.    Nabung buat dana darurat dulu. Gausah invest dulu. Kumpulin duit dulu, kalau udah aman baru invest lagi.
6.    Semoga quote nya berganti, “alhamdulillah ada sisa buat catering.”
7. Inget target dan rencana yang ditulis buat 2019.

Evaluasi kali ini membuat aku semakin semangat! Kalau kita pengen emang harus ada yang diperjuangin. Yooooook semangat lebih baik lagi.

Ini tulisan keempat dari kumpulan Cerita Vindia di tahun 2019. Sebelumnya, kamu bisa baca tulisan lain di sini.

foto: pinterest

Jumat, 4 Januari 2019

Cuaca hari ini begitu cerah. Berbeda 180 derajat dengan kemarin. Setelah balik dari kantor malam hari, selang berapa jam kemudian aku kembali ngantor.

Bicara soal kantor, sudah jadi tempat tujuan kedua setelah rumah dalam keseharian. Bagaimana tidak? Hampir delapan jam dalam sehari aku habiskan untuk be-ker-ja.

Delapan jam berkutat dengan komputer cukup menyiksa mata. Nggak heran kalau dua tahun ini kacamata jadi aksesoris bekerja. Iya, aksesoris biar gaya-gaya doang.

Balik ke topik kerja. Aku memiliki sebuah komputer, meja, dan kursi yang di kantor. Tahukah kalian? Meja kerja apalagi komputer bisa memengaruhi kesehatan mental orang. Belum lagi pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab yang membuat orang makin penat.

foto: istimewa

Coba tengok poin nomor tiga.

"Enter office on time, leave on time. Your desktop is not helping to improve your health."

Sejak awal mengidamkan meja kerja yang seru ala Pinterest. Didekorasi semenarik mungkin, seindah, estetik, dan Instagram-able kalau orang kekinian bilang. Keinginan hanya sebatas keinginan. Tapi karena anaknya suka usil nggak jelas, akhirnya desktop komputer di kantor menjadi sasaran kejahilan.


Beberapa kali desktop dan meja di kantor jadi sasaran untuk berkreasi. Salah satunya kreasi dengan post note ala teman-teman.

Nggak berhenti di situ, beberapa kali post note lucu jadi mainan di kantor. Mulai dari gambar ilustrasi wajah sendiri kemudian ditempel, gambarin orang, dan lain-lain. Fotonya udah ketilep kenangan hahaha....

Kini 2019, meja kerjaku bertambah satu lagi yang lucu. Benda satu ini nggak sekadar lucu tapi pengingat buat orang yang sering lupa hari dan tanggal. Sebut saja kalender!



Akhirnya aku memiliki kalender yang super lucu dan imut. Aku langsung jatuh hati pada kalender meja yang ilustrasinya imuuut.


Kalender lucu ini disponsori oleh ilustrator yang sering banget posting di Instagram. Kalian bisa kepoin gambar-gambar lucunya di Instagram @madcatnip. Sang ilustrator kerap membuat karya mulai dari notes sampai kalender.


Kemasan pengirimannya juga super lucu. HAHAHAHA Anaknya mudah banget tergiur yang lucu-lucu ya~

Memang menata meja ala Pinterest masih jauh tapi aku sudah sebahagia itu dapat kalender gemes. Bulan pertama sudah membuat bahagia! Semoga makin semangat kerja, nabung, dan membahagiakan diri sendiri serta sekitar.. Bagaimana dengan meja kerjamu?