Ini tulisan ke-23 dari kumpulan Cerita Vindia di tahun 2019. Sebelumnya, kamu bisa baca tulisan lain di sini
23 Januari 2019.
23 Januari 2019.
Ingin rasanya menjadi temannya kelak.
Membuka telinga lebar-lebar.
Jadi orang pertama yang diberi kabar.
Pemberi petuah yang nggak menggurui.
Bisa membahas apa aja dengannya.
Nggak sungkan untuk berkeluh kesah.
Nggak ada batasan tapi saling menghargai.
Nggak gengsi dan malu mengakui kekurangan ataupun kesalahan.
Nggak sempurna tapi saling melengkapi.
Satu hal, nyaman.
Doa yang akan jadi pengingat kelak.
Terinspirasi dari Sky Castle jadi nulis tentang hubungan anak dan orangtua. Nggak semua anak bisa cerita kepada orangtuanya. Mereka kadang punya ‘orang lain’ yang bisa diajak cerita. Contohnya: teman, sahabat, pacar, pasangan, atau saudara.
Memang nggak ada yang salah dengan bercerita dengan orangtua atau orang lain. Menjadi salah kalau kita enggak jujur dan mengarang cerita sendiri.
Harapan orangtua untuk anaknya sering menjadi bumerang bagi anak atau orangtua. Keinginan orangtua baik, anak pun ingin membahagiakan orangtua. Tapi seringkali cara yang dilakukan kurang tepat. Parenting adalah belajar seumur hidup. Nggak bisa text books doang, butuh praktik dan pengalaman.
Banyak belajar dari Sky Castle meskipun setting ceritanya di Korea. Hari ini, keluar bareng mama. Gaya parenting beliau memang berbeda dengan orangtua di Sky Castle. Yha bersyukurlah aku besar dengan pahit manis kehidupan.