With Ebooknya Kawa, Andien. Pipinya samaan kan? |
foto: dokumentasi pribadi. |
Di acara @PrenagenWorld teristimewaaaaaa dg sahabat istimewa #PPEJ2017YGY #SahabatTerbaik#HamilYaPRENAGEN pic.twitter.com/2BEw1OJmPU— Ayaaa (@cahayatheprince) 7 Mei 2017
Saya termasuk follower setia dari pelantun lagu Belahan Jantungku. Sebelum kehamilan, saya sangat menyukai sosok Andien yang begitu semangat menjaga pola hidup sehat. Sejak saat itu, saya jadi suka kepo-kepo akun sosial medianya. Makin sering ketika Andien memiliki baby Kawa. Motivasi lain untuk datang ke PPEJ tentunya untuk mengetahui informasi seputar kehamilan Andien. Pasti kalian sudah mendengar tentang momen kelahiran Andien yang di air dan tumbuh kembang dari si kecil Kawa. Hampir setiap hari, saya selalu menantikan insta story dari Andien. hehe
foto: dokumentasi pribadi. |
foto: dokumentasi pribadi. |
Saya pribadi sangat awam dengan informasi kehamilan. Oleh sebab itu, saya sangat bersyukur bisa gabung di acara PPEJ. Saya mendapat banyak informasi baru tentang kehamilan. InsyaAllah, kelak kalau sudah berkeluarga (setidaknya sudah punya wawasan) hehe.. Terlebih saya mendapat goodie bag yang super komplet! Ada buku panduan resep, info kehamilan, produk Prenagen seperti susu dan jus, serta CD senam ibu hamil.
foto: dokumentasi pribadi. |
Pada kesempatan yang sama, tak hanya menampilkan Andien dan Mas Ippe saja. Terdapat pembicara-pembicara andal yang ikut memberikan wawasan baru. Seperti dr. Martina yang memberikan pemaparan mengenai pentingnya menjaga nutrisi plasenta. Banyak perempuan yang kurang mengetahui pentingnya menjaga nutrisi plasenta. Banyak yang mengira, plasenta hanya sebuah 'bantalan' untuk bayi di kandungan. Padahal dr. Martina mengungkapkan bahwa bakal calon buah hati yang istimewa dimulai sejak 1000 hari pertama. Seribu hari pertama yang dimaksud sejak si dedek bayi masih berupa sel. Jadi peran plasenta itu punya jangka panjang untuk buah hati. Plasenta sendiri merupakan organ nutrisi yang berperan development programming.
Bayangkan? Masa depan si dedek emesh bisa dimaksimalkan sejak dalam kandungan. Kece kan? Lalu caranya gimana? dr. Martina memaparkan pentingnya menjaga asupan nutrisi yang masuk pada si ibu. Pasti kalian pernah mendengar anggapan bahwa ibu hamil makannya dua porsi? "Anggapan tersebut ada benar dan salahnya," ungkap dr. Martina. Ia pun menjelaskan bahwa memang benar ketika mengetahui sedang dalam kondisi hamil, si ibu harus menyadari ada si kecil yang juga butuh asupan makan. Tapi bukan berarti porsinya harus banyak alias dua. Sang dokter lebih menekankan pada makan untuk dua orang tapi tetap mengutamakan kualitas nutrisi bukan kuantitas. "YOU ARE WHAT YOUR MOTHER EAT."
Salah satu cara untuk menciptakan generasi istimewa adalah dengan makan-makanan yang 4 sehat 5 sempurna seperti sayur, buah, karbohidrat, protein, susu, dan lain-lain. Namun demikian, untuk menyempurnakan kandungan nutrisi dengan gizi seimbang cukup sulit untuk diterapkan. Eits, jangan khawatir. Sang dokter memberikan alternatif solusi yaitu dengan rajin minum susu. Ternyata kandungan susu, khususnya susu ibu hamil itu sudah paket komplet. Jadi nggak perlu khawatir kekurangan gizi ya, buibu.
Nggak sekadar berbagi ilmu tentang kehamilan, tapi ada berbagai booth kece yang tentunya nggak kalah bermanfaat seperti Bump to Birth Consultation untuk konsultasi seputar kehamilan, Bump to Birth Nutricion (booth yang nggak pernah sepi karena ada Chef Eddrian Tjhia dengan resep-resep endesnya), Bump to Birth Corner (booth yang memberikan praktik langsung merawat bayi seperti memandikan dan memijat bayi), booth untuk cek kesehatan juga lho. Saya dan Kingkin, teman ngobrol di PPEJ yang juga single pun ikut cek kesehatan. Pada kesempatan yang sama, kami nggak ingin membuang momen bisa bertemu dengan Chef Eddrian.
foto: dokumentasi pribadi. |
Bener-bener sehari yang kaya ilmu dan manfaat. Terima kasih pengalaman berharganya!
foto: dokumentasi pribadi. |
XOXO
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Haloo guys! Ada yang kangen sama saya nggak? Setelah beberapa waktu lalu saya memosting proyek 2017. Kali ini sayamemaksa menagih janji pada diri saya. Saya pernah berjanji akan memosting momen-momen berharga dalam hidup saya. Mulai dari momen penelitian ke Aceh, wisudaan, dan paska wisudaan. Pada postingan kali ini, saya akan memfokuskan pada apa yang saya lakukan seusai perayaan kelulusan atau wisuda.
Saya masih ingat pertanyaan dari Bang Reiki, salah satu teman yang menjadi ketua angkatan jurusan.
"Vin kalau besok udah wisuda, apa yang mau kamu lakukan?" tanya Bang Reiki padaku.
Tanpa berpikir panjang, saya pun menjawab, "aku mau foto bareng keluargaku, Bang. Foto studio gitu." Harapan itu pun dapat terealisasi dengan baik. Terima kasih Tuhan.
Oiya sebelumnya, saya pengen cerita. Momen wisuda itu sama halnya momen kantong jebol. Mengapa? Karena ada banyak sekali pengeluaran hanya untuk momen kebahagiaan sehari. Haha tapi saya tetap merasa puas mengeluarkan banyak budget untuk kebahagiaan keluarga saya juga. Beruntung, sebelum wisuda saya sempat bekerja sebagai asisten peneliti di Aceh Tamiang. Gaji dari asisten peneliti sangat cukup untuk menyokong biaya wisudaanku :)
Graduation moment
Saya resmi menjadi seorang sarjana sosial dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL UGM). Alhamdulillah bisa menyelesaikan masa studi selama tiga tahun delapan bulan. Melebihi ekspektasi, namun nggak masalah karena tetap bisa memberi 'slempang dua' buat Papa Mama, Ibuk, dan Mbah Kakung. Wisuda saya diselenggarakan di gedung Grha Sabha Pramana (GSP) pada 25 Agustus 2016. Kebahagiaan lulus dan lepas dari revisian skripsi terbayar dengan manis. Pasalnya, saya mendapat kesempatan bisa berjabat tangan dengan rektor perempuan pertama di UGM, Ibu Dwikorita. Siapa sangka? Anak salah jurusan kayak saya ini bisa dipanggil pertama mewakili fakultas.
Kebahagiaan kembali menyeruak usai acara di GSP. Saya beserta wisudawan dan wisudawati kembali ke fakultas masing-masing. Sebelum tiba di fakultas, saya dan beberapa teman 'dicegat' dihadang oleh teman-teman lain. Ada yang memberi coklat, bunga, permen, atau sekadar ucapan selamat. Rasanya seneng! Apalagi ada sosok yang tak diduga datang dengan tiba-tiba memberi sebuket bunga mawar merah :)
Selanjutnya acara di fakultas. Saya mendapat kesempatan untuk memberi sambutan mewakili mahasiswa FISIPOL. "Edyan, " batinku. Ada banyak sekali sosok yang saya kenal-yang juga lulus bareng sama saya. Orang-orang TOP dan kece! Akumah apa, cuma butiran debu. Saya sengaja menyembunyikan label mahasiswa mau sambutan di depan orangtuaku. Entah, tak pantas untuk disombongkan hal tersebut. Akhirnya, saat nama saya dipanggil orangtua saya sedikit kaget. Haha maaf ya Ma, Pa.
After Graduation
Jika orang berpikir bahwa 'seorang dengan slempang dua dan kena label lulusan xxx akan mudah mendapat pekerjaan'. Nggak semua omongan orang itu bener. Hehe Setelah lulus, terbitlah kenyataan dan realita hidup sebenarnya. Ada banyak teman yang sebelum wisuda sudah cari kerja sana sini. Saya termasuk orang yang masih selo dan nanti-nanti.Revisian skripsi aja butuh dua bulanan. Jangan dicontoh ya, guys!
Saya baru menyadari bahwa saya begitu selo dan mulai panik mengingat hari semakin bertambah paska wisuda. Saya pun masih menyandang status 'pengangguran'. Aslinya, saya sudah punya tawaran pekerjaan. Alias sebelum lulus, saya sudah bisa makarya. Akan tetapi saya kurang cocok dengan pekerjaan itu. Akhirnya saya menganggur lebih lama lagi.
Etapi selama saya menunggu panggilan pekerjaan. Saya mendapat banyak kegiatan menyenangkan. Saya lolos kelas Lifegoals ZettaMedia. Saya masih harus mengerjakan laporan asisten peneliti di Aceh, dan tentunya saya ikut kursus TOEFL. Sungguh waktu itu sangat berharga! Saya mendapat beberapa kali panggilan kerja dan tes, tapi saya sendiri sangat enggak yakin dengan pekerjaan itu. Kata papa, "saya itu orangnya idealis." Maka dari itu, saya sedikit lama dapat pekerjaan tetap usai lulus.
Saya lulus bulan Agustus 2016 dan saya mendapat pekerjaan (yang beneran jadi pekerja di sebuah perusahaan) pada bulan November 2016. Tiga bulan waktu yang lumayan panjang kalau dipikir. Mengingat saya selo banget. Tiap hari bangun tidur, binggung mau ngapain aja. Adanya cuma main, nongkrong, dan hal-hal yang bikin kantong kering. Gaji atau tabungan hasil ngumpulin pekerjaan sebelumnya semakin menipis. OMG!
Pada akhirnya saya sadar, 'dapat label xxx itu sangat membebani diri. Orang yang nggak ada kerjaan akan stres dengan mudah kalau nggak segera dapat kerjaan. Saya pun mengalaminya, saya sedikit terguncang melihat satu per satu teman udah punya gawean. Meski begitu, saya selalu yakin bahwa semua akan ada batasnya. Kamu nggak bakal nganggur terus kok. Pasti ujungnya dapat kerjaan, meski nggak tahu butuh berapa lama. Tiap orang kan beda-beda, nggak bisa dijadikan patokan cepat lamanya. Rejeki orang udah ada yang nentuin dan ngatur. Jadi nggak perlu khawatir. :)
Tak berselang lama, bulan November 2016 kemarin adalah bulan pertama saya bekerja. Saya bekerja di sebuah startup media online di Yogyakarta. Saya sendiri baru tahu lokasinya kalau di Jogja, ketika saya ditelepon malam hari usai kirim lamaran di siang harinya. Pekerjaan pertama saya adalah meliput dan mencari orang-orang sederhana namun penuh inspirasi. Saya bekerja untuk rubrik Wajah Jogja. Kamu bisa melihat hasil liputan saya di Instagram Wajah Jogja atau websitenya di link berikut.
Berikut ini adalah sosok-sosok Wajah Jogja yang menjadi narasumber saya. Sebenarnya ada lebih dari yang di foto, entah karena alasan apa. Beberapa sosok yang saya wawancara tidak dimuat oleh editor.
Segini dulu ya, nanti saya sambung di postingan selanjutnya ya! See you!
XOXO
Haloo guys! Ada yang kangen sama saya nggak? Setelah beberapa waktu lalu saya memosting proyek 2017. Kali ini saya
Saya masih ingat pertanyaan dari Bang Reiki, salah satu teman yang menjadi ketua angkatan jurusan.
"Vin kalau besok udah wisuda, apa yang mau kamu lakukan?" tanya Bang Reiki padaku.
Tanpa berpikir panjang, saya pun menjawab, "aku mau foto bareng keluargaku, Bang. Foto studio gitu." Harapan itu pun dapat terealisasi dengan baik. Terima kasih Tuhan.
Oiya sebelumnya, saya pengen cerita. Momen wisuda itu sama halnya momen kantong jebol. Mengapa? Karena ada banyak sekali pengeluaran hanya untuk momen kebahagiaan sehari. Haha tapi saya tetap merasa puas mengeluarkan banyak budget untuk kebahagiaan keluarga saya juga. Beruntung, sebelum wisuda saya sempat bekerja sebagai asisten peneliti di Aceh Tamiang. Gaji dari asisten peneliti sangat cukup untuk menyokong biaya wisudaanku :)
Graduation moment
Saya resmi menjadi seorang sarjana sosial dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL UGM). Alhamdulillah bisa menyelesaikan masa studi selama tiga tahun delapan bulan. Melebihi ekspektasi, namun nggak masalah karena tetap bisa memberi 'slempang dua' buat Papa Mama, Ibuk, dan Mbah Kakung. Wisuda saya diselenggarakan di gedung Grha Sabha Pramana (GSP) pada 25 Agustus 2016. Kebahagiaan lulus dan lepas dari revisian skripsi terbayar dengan manis. Pasalnya, saya mendapat kesempatan bisa berjabat tangan dengan rektor perempuan pertama di UGM, Ibu Dwikorita. Siapa sangka? Anak salah jurusan kayak saya ini bisa dipanggil pertama mewakili fakultas.
Kebahagiaan kembali menyeruak usai acara di GSP. Saya beserta wisudawan dan wisudawati kembali ke fakultas masing-masing. Sebelum tiba di fakultas, saya dan beberapa teman 'dicegat' dihadang oleh teman-teman lain. Ada yang memberi coklat, bunga, permen, atau sekadar ucapan selamat. Rasanya seneng! Apalagi ada sosok yang tak diduga datang dengan tiba-tiba memberi sebuket bunga mawar merah :)
foto: instagram.com/vindiasari |
After Graduation
Jika orang berpikir bahwa 'seorang dengan slempang dua dan kena label lulusan xxx akan mudah mendapat pekerjaan'. Nggak semua omongan orang itu bener. Hehe Setelah lulus, terbitlah kenyataan dan realita hidup sebenarnya. Ada banyak teman yang sebelum wisuda sudah cari kerja sana sini. Saya termasuk orang yang masih selo dan nanti-nanti.
Saya baru menyadari bahwa saya begitu selo dan mulai panik mengingat hari semakin bertambah paska wisuda. Saya pun masih menyandang status 'pengangguran'. Aslinya, saya sudah punya tawaran pekerjaan. Alias sebelum lulus, saya sudah bisa makarya. Akan tetapi saya kurang cocok dengan pekerjaan itu. Akhirnya saya menganggur lebih lama lagi.
Etapi selama saya menunggu panggilan pekerjaan. Saya mendapat banyak kegiatan menyenangkan. Saya lolos kelas Lifegoals ZettaMedia. Saya masih harus mengerjakan laporan asisten peneliti di Aceh, dan tentunya saya ikut kursus TOEFL. Sungguh waktu itu sangat berharga! Saya mendapat beberapa kali panggilan kerja dan tes, tapi saya sendiri sangat enggak yakin dengan pekerjaan itu. Kata papa, "saya itu orangnya idealis." Maka dari itu, saya sedikit lama dapat pekerjaan tetap usai lulus.
Saya lulus bulan Agustus 2016 dan saya mendapat pekerjaan (yang beneran jadi pekerja di sebuah perusahaan) pada bulan November 2016. Tiga bulan waktu yang lumayan panjang kalau dipikir. Mengingat saya selo banget. Tiap hari bangun tidur, binggung mau ngapain aja. Adanya cuma main, nongkrong, dan hal-hal yang bikin kantong kering. Gaji atau tabungan hasil ngumpulin pekerjaan sebelumnya semakin menipis. OMG!
Pada akhirnya saya sadar, 'dapat label xxx itu sangat membebani diri. Orang yang nggak ada kerjaan akan stres dengan mudah kalau nggak segera dapat kerjaan. Saya pun mengalaminya, saya sedikit terguncang melihat satu per satu teman udah punya gawean. Meski begitu, saya selalu yakin bahwa semua akan ada batasnya. Kamu nggak bakal nganggur terus kok. Pasti ujungnya dapat kerjaan, meski nggak tahu butuh berapa lama. Tiap orang kan beda-beda, nggak bisa dijadikan patokan cepat lamanya. Rejeki orang udah ada yang nentuin dan ngatur. Jadi nggak perlu khawatir. :)
Tak berselang lama, bulan November 2016 kemarin adalah bulan pertama saya bekerja. Saya bekerja di sebuah startup media online di Yogyakarta. Saya sendiri baru tahu lokasinya kalau di Jogja, ketika saya ditelepon malam hari usai kirim lamaran di siang harinya. Pekerjaan pertama saya adalah meliput dan mencari orang-orang sederhana namun penuh inspirasi. Saya bekerja untuk rubrik Wajah Jogja. Kamu bisa melihat hasil liputan saya di Instagram Wajah Jogja atau websitenya di link berikut.
Berikut ini adalah sosok-sosok Wajah Jogja yang menjadi narasumber saya. Sebenarnya ada lebih dari yang di foto, entah karena alasan apa. Beberapa sosok yang saya wawancara tidak dimuat oleh editor.
Para narasumber yang inspiratif! |
Para narasumber yang inspiratif! |
Segini dulu ya, nanti saya sambung di postingan selanjutnya ya! See you!
XOXO
foto: istimewa. |
Selamat bulan Februari!
Saya sudah lama sekali nggak nulis di blog ini. Maafkan apabila blog ini menjadi sepi dan bersarang.
Pada bulan kedua di tahun 2017 ini, izinkan saya kembali menuliskan unek-unek dan pikiran yang selalu terlintas di dalam pikiran. Aslinya ada banyak ide atau tema menulis. Namun akhirnya berhenti menjadi tumpukan draft semata.
Kali ini saya membawa ide segar penuh cinta dan kasih sayang. Akhirnya saya dapat merealisasikan proyek menulis kolaborasi. Saya punya banyak ide proyek menulis. Pertama menulis selama 30 hari sebagai bayaran janji karena lolos SNMPTN. Kedua, proyek #lettersproject yang saat ini mangkrak di blog ini. Ketiga, menulis proyek kolaborasi dengan seorang teman. Keempat, menulis cerita bersama pasangan hidup. *Doakan terealisasi.*
Proyek pertama dan kedua sudah berjalan. Akan tetapi proyek kedua harus berujung pada kemangkakan. Namun akan tetap terus berjalan hingga waktu yang belum diketahui.
Proyek ketiga, akan rilis pada 17 Februari 2017. Angka cantik lho! 17022017 :)
Proyek ketiga ini diberi nama Barcode Projects. Barcode Projects ini memiliki nama panjang Barengan Corat-coret Ide (Barcode). Sangat antusias menyambut proyek di tahun 2017 bersama temen semasa bocah.
tampilan barcode projects. |
Proyek ke-empat, mencari teman hidup-nya dulu ya :)
XOXO