Mengapa aku menyebutnya beriringan? Tentu bukan asal memilih kata, melainkan ada makna di dalamnya. Aku dan kamu sama-sama lahir di tahun shio Anjing. Bedanya ya zodiak kita yang terpaut beberapa bulan lahir.
Zodiakmu apa? Tanyaku lewat WhatsApp.
Kamu nggak menjawab dengan menyebut salah satu zodiak. Aku pun harus Googling sendiri hmm.
Kembali pada kata beriringan. Bisa dibilang aku dan kamu telah mengenal cukup lama, hampir sembilan tahun. Wow banget nggak si~
Lucu ya kalau diingat-ingat, selama itu jarang banget ada momen bareng, foto bareng yang bener-bener ada kitanya. Heran juga napa bisa kayak sekarang.
Kalau diflashback sepertinya ada momen-momen yang justru jadi berkesan. Soal sesuatu yang dikeluhkan lewat telepon antarpulau dan tragedi kursi patah saat telepon. Kalau keinget masih ngakak wey. Mana kepikiran bakal kayak gini😂
Ceritamu soal hidup di ibu kota beberapa tahun silam yang kalau diingat sekarang—komentarmu pasti.
“Eh masak aku cerita sama kamu?”
Ya aku pun nggak tahu. Kan aku nggak maksa juga buat kamu cerita.
Belum lagi mengulik momen pertama kali bertemu. Yang kamu ingat soal aku👌 Thanks lho udah inget. Maafkan aku yang nggak punya memori pertemuan pertama kita ya.
Makasih juga sudah mengamatiku sejak lama. Tsaaah~ Ya, aku dan kamu memang tumbuh beriringan. Aku dengan jalanku dan kamu dengan pilihanmu. Tapi lucu juga ada aja yang bikin bisa ketemu.
Semoga aku dan kamu tetap tumbuh beriringan dengan kebaikan masing-masing. Jangan pernah berhenti meminta pada-Nya. Terima kasih bijaksana, ya.
Terima kasih sudah mau menjadi partner buat belajar kehidupan. Semoga kita tumbuh jadi lebih baik lagi yaa.
Makasih hari ini.
Makasih udah baca ini.
Makasih dan maaf untuk semua yang telah dilalui bersama.