Berbagi Pengalaman Wawancara Bisma Part 3
1:02 AM
Baiklah saya belajar satu hal dari pertanyaan itu, rencanakan masa depanmu, Vin.
Lanjut, hal yang masih saya ingat lainnya. Adalah ketika
saya merasa malu. Setelah mengobrol panjang.................. Pewawancara memberi pertanyaan
kepada saya. Pertanyaan yang cukup pribadi dan sulit untuk dijawab. “Kamu tahu
siapa saya?” tanya pewawancara. *Jleb
seketika, udah ngobrol sejauh ini nggak tahu namanya. Lupa nanyain. Aku kudu
jawab opo iki? ((((awkward moment)))).
Sekali lagi saya ngeles
nan jujur. “Maaf bapak, saya belum mengenal bapak sebelumnya,” ungkapku.
“Nama dan foto saya ada di web KSE lho,” jawabnya. Kemudian
men-scanning laman web yang saya
buka. Result is empty. I didnt know
seriously. Sekali lagi saya ngeles
nan jujur. “Maaf bapak, di laman KSE ada banyak nama dan foto pendiri maupun
pengurus KSE. Saya tidak mengingat satu per satu dari nama tersebut,” ungkapku
jujur. Dan tibalah pewawancara tersebut menyebutkan nama, “Saya Satriadi Indarmawan
atau biasa dipanggil Pak Dadit. Saya dewan pengawas yang juga pendiri KSE,” jawabnya
dengan senyum.
Pelajaran yang saya dapat adalah saya harus berkenalan terlebih dahulu sebelum wawancara.
Bermula dari situ, tiba-tiba saya menjadi sedikit rikuh. Astaga aku kok ngisin-ngisini.
Sayangnya keinginan untuk tertelan bumi tak terwujud. Saya
masih duduk di depan Pewawancara. Eh maaf sekarang sudah tahu namanya, saya
ralat. Saya masih duduk di depan Pak Dadit. Di
tengah obrolan, beliau juga memberikan dan menceritakan sedikit pengalamannya. Pada
sesi akhir, Pak Dadit memberikan kesempatan bagi saya untuk menanyakan sebuah
pertanyaan. Entah karena insting kepo saya, saya pun sangat memanfaatkan
kesempatan ini. Terlebih setelah mengetahui bahwa sosok di hadapan saya adalah
pendiri KSE.
Dalam benak
saya, saya menilai Pak Dadit akan banyak memiliki pengalaman. Oleh sebab itu,
saya menanyakan beberapa hal yang menjadi hal mengganjal di benakku. Masih
seputar kuliah, aktivitas nonakademis, dan passion.
Pada akhirnya, saya mendapat keyakinan. Apa yang saya lakukan selama ini sudah
berada di jalannya. :’) menemukan banyak pembelajaran hidup.
Senang
sekali rasanya bisa bertatap langsung dengan salah satu pendiri Yayasan Karya
Salemba Empat. Tak menyangka bisa ngobrol
face to face seperti ini. Terima kasih atas segala pembelajarannya. Saya
belajar banyak dari proses wawancara tersebut. Apa yang saya tulis ini
merupakan sebagian dari pembelajaran yang saya peroleh selama wawancara. Maaf
ya, Pak Dadit. Saya kurang kepo dengan
bapak. Hehe
Tanpa terasa
wawancara harus diakhiri, mengingat masih banyak peserta yang menunggu. Pak
Dadit pun memberikan pesan, “jika ingin bertanya lebih bisa melalui email. Saya
sering membuka email dan membaca milis dari beswan.” Seusai itu, saya pun
menjabat tangan Pak Dadit, kemudian berpamitan keluar. Keluar dari ruangan yang saya rasakan adalah aku tadi ngomong apa ya. Duh
malu. Sudahlah mari kita lanjutkan hari :)
Sore
harinya, masih di hari yang sama. Saya mendapati SMS dari nomor asing. Dari isi
pesan tersebut, pengirim mengetahui nama dan nomor saya. Tak terpikir siapa
sosok pengirim pesan itu, saya pun membalas pesan tersebut. Waw tak terduga
pengirim pesan itu adalah Pak Dadit.
Lalu bahagia dan lemas. Bahagia karena beliau masih mengingat saya setelah
mewawancarai banyak peserta *Ini sih saya
yang kepedean. Bisa jadi Pak Dadit mengirim pesan ke semua peserta yang beliau
wawancara*. Lalu lemas ketika mengingat apa yang terjadi ketika wawancara.
Saya sudah cukup senang ketika wawancara dengan Pak Dadit. Untuk hasilnya saya
ikhlas apapun itu, pasti terbaik buat saya. Nggak lolos, masih ada jalan lain.
Lolos? Ya dinikmati jadi pengalaman baru. Berarti saya dinilai berpotensi bagi
Pak Dadit.
Terima kasih Pak Dadit, sangat membekas sekali. Karena sungkan dan hilangnya kontak bapak, saya jarang mengontak langsung. Namun, saya selalu menanti pemaparan bapak J Sayang sekali, ketika ada kesempatan Tatap Muka dengan pemateri beliau di UGM tahun lalu, saya berhalangan hadir. Saya belum balik ke Jogja, masih harus mengabdi di pulau nan jauh dari Jogja. Semoga ada kesempatan lain :)
XOXO
Terinspirasi dari pengalaman pribadi penulis mengikuti seleksi Bisma Batch 6 di UGM.
0 comments