Bangun dari hiatus.
9:22 PMAssalamu'alaikum...
Salam sejahtera bagi kalian semua!
Apa kabar?
Kabar saya baik! Sebaik postingan instagram saya beberapa waktu belakangan ini. Nanti saya cantumkan di bawah ya. Nggak usah sedih!
Terakhir kali saya menulis blog pada bulan Juli lalu. Berarti ada sekitar masa tiga bulan membiarkan laman ini kosong dan berdebu. Kelihatan seperti itu ya? Padahal bulan lalu--tepatnya September, saya mengetik sesuatu di draft. Namun akhirnya hanya berhenti di draft. Kini saya mengumpulkan niat untuk menulis kembali. Kali aja ada yang kangen
Cerita mulai dari mana ya? Tiga bulan itu sama dengan jumlah 90 hari (kurang lebih). Kemudian dikali sebanyak 24 jam, lalu saya berpikir, "aku udah ngapain aja ya kemarin. Lalu refleksi diri, positif atau negatif ya kegiatannya?" Kalian bisa menilainya lewat tulisan
foto: istimewa |
Tiga bulan adalah waktu yang relatif membinggungkan dalam usia 20-an. Mau dibilang cepet tapi berbulan-bulan, mau dibilang lama kok ya kayak pacaran yang baru kenal trus putus. Ah labil!
Mulai dari bulan Juli, saya lebih sering menangis tanpa alasan. Seolah hati ini begitu sensitif dengan keadaan yang terjadi. Receh bener deh, denger lagu bisa nangis sendiri. Lagi baca doa bisa nangis sendiri. Lagi chat sama orang, bisa nangis sendiri.
Bulan Agustus tak terasa telah dilalui begitu saja. Saya mengerjakan rutinitas seperti biasa hingga teman terdekat paham betul jadwalku.
"Kamu masuk kerja apa libur dua, Vin?"
"Kamu lagi nyuci ya?"
"Hari Minggu masuk?"
"Sabtu selo nggak?"
Rutinitas tersebut mau tak mau saya jalani karena berkecimpung di dunia media. Ceileh bahasa uwe. Memaklumi dan menerima konsekuensi tersebut adalah makanan sehari-hari yang harus dilakukan ketika akhir pekan tiba. Bulan Agustus ini menjadi bulan percobaan karena banyak hal yang dicoba. Termasuk mulai mencoba mencari arah tujuan hidup. Kalau masalah arah tujuan hidup, masih up and down.
"Libur tiga hari pun dimanfaatkan untuk menelusuri kota Jakarta. Tahunya sok kuat dan akhirnya tepar dua hari."
Lanjut ke bulan September. Saya mulai merasa 'tertekan' dengan pikiran di kepala. Mungkin bagi kalian yang berusia 20-an akan tahu semua hal di crisis quarter of life itu terpampang nyata! Sering kali membandingkan hidup orang dengan hidup sendiri kerap jadi racun. Mempertanyakan emang ini yang kamu pengen? Apa kabar cita-cita?
Kegelisahan pun sempat terobati dengan bacaan di mana bulan ke-tujuh ini saya membeli dua buku. Nggak cuma itu, saya mulai membaca koleksi buku lawas yang belum rampung dibaca.
Inget kata seseorang, Vin!
"Ditinggal atau ditemenin juga sama aja, Vindi tetep bisa berkarya dengan baik. "
0 comments